Pendangkalan Sungai Kawatuna, Komisi V Dorong Lakukan Pengerukan

17-06-2022 / KOMISI V
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras saat meninjau Sungai Kawatuna, di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (17/6/2022). Foto: Andri/nvl

 

Komisi V DPR RI melakukan peninjauan ke Sungai Kawatuna yang mengalami pendangkalan akibat sedimentasi. Sungai tersebut melintas di bawah runway Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu sehingga konstruksinya dibutuhkan box cover untuk mengalirkan air sungai itu. Pihak bandara sampai harus membuat box cover yang diharapkan dapat menormalkan aliran sungai. 

 

"Karena kami melihat banyak sedimen-sedimen material yang ikut teralirkan di sungai ini, dikhawatirkan bahwa dari sisi box cover tersebut akan ada masalah apabila tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami mengundang sekaligus kepala Balai Pengelola Sungai agar supaya bisa bersinergi dengan pihak bandara, bagaimana sedimen-sedimen ini segera dilakukan pengerukan dan dapat di atasi dengan baik, saat ini untuk penanganan sungai ini kan ditangani oleh bandara," ujar Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras saat meninjau Sungai Kawatuna, di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (17/6/2022).

 

Lebih lanjut politisi Partai Gerindra ini menjelaskan terkait pendangkalan sungai adalah proses pengendapan material-material padat di bagian dasar sungai, fenomena ini umumnya disebabkan oleh penumpukan beberapa material alami seperti tanah, pasir atau lumpur, namun juga bisa disebabkan oleh hasil kegiatan manusia seperti pembuangan sampah ke sungai. 

 

"Pendangkalan sungai merupakan salah satu masalah lingkungan yang kurang diperhatikan, sehingga berdampak kepada masyarakat yang kehidupannya bergantung pada sungai tersebut, sedimentasi material di badan sungai akan mengurangi daya tampung dan mengubah aliran alami sungai, sehingga dapat menimbulkan bencana seperti banjir," jelas legislator daerah pemilihan (dapil) Sulawesi Selatan II tersebut. 

 

Menurut perhitungan Balai Sungai diperkirakan dana yang dibutuhkan untuk pengerukan sedimentasi tersebut sekitar 140 miliar saya kira sedimen ini sudah menjadi persoalan lama sehingga kemudian memang pihak bandara harus berkoordinasi dan bersinergi dalam upaya menangani permasalahan tersebut. "Jadi kalau mau berbicara lebih jauh lagi tentu permasalahan ini bukan saja di wilayah sungai, tetapi tentu di wilayah hutan kita juga yang harus kita benahi," ujar Andi Iwan. 

 

Dalam kondisi yang normal sekitar erosi atau longsor dan seperti itu apalagi kita tahu kondisi tanah di Sulawesi Tengah ini cukup labil. "Sehingga ini memang butuh perhatian khusus dari pemerintah dan Komisi V DPR RI tentunya kami sebagai mitra kerja baik Kementerian Perhubungan maupun kementerian PUPR untuk berupaya men-support sepenuhnya agar supaya semua infrastruktur yang dibangun betul-betul bisa bermanfaat dan dapat dirasakan faedahnya buat masyarakat," pungkas Andi Iwan. (man/aha) 

BERITA TERKAIT
Pemangkasan Anggaran di KemenPU Dapat Berdampak pada Keselamatan Pengguna Jalan
08-02-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Pemotongan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus menuai sorotan. Anggota Komisi V DPR RI Irmawan menilai pemangkasan...
Kecelakaan di GT Ciawi, Bakri: DPR Akan Bentuk Panja Standardisasi Jalan Tol
07-02-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI, A. Bakri HM, menyatakan bahwa pihaknya akan membentuk Panitia Kerja (Panja) untuk...
Kecelakaan Maut Ciawi, Sudjatmiko Minta Perketat Pengawasan Kendaraan Niaga
07-02-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI Sudjatmiko turut prihatin atas kecelakaan maut yang terjadi di pintu tol Ciawi...
Anggaran Kemen PU Terjun Jadi 29 T, Lasarus: 1000% Saya Tak Setuju!
06-02-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Rapat Kerja Komisi V DPR RI pada Kamis (6/2/2025) diwarnai oleh sejumlah protes, hal ini timbul lantaran...